Gubernur Koster membuka Musda XV PHRI BPD Bali di Prime Plaza Hotel Sanur, Rabu (3/12/2025). (Foto: Hms Prov. Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Gubernur Bali Wayan
Koster secara resmi membuka Musyawarah Daerah (Musda) XV Tahun 2025 Perhimpunan
Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) BPD Provinsi Bali yang dirangkaikan dengan
seminar dan ekshibisi bertema “Musda PHRI Bali untuk Pariwisata Bangkit:
Kolaborasi, Adaptasi, dan Inovasi”, bertempat di Prime Plaza Hotel Sanur, Rabu
(3/12/2025).
Dalam sambutannya, Gubernur Koster menegaskan bahwa
pariwisata merupakan sektor yang sangat strategis bagi perekonomian Bali.
Hal ini tercermin dari berbagai indikator makro pembangunan
Bali yang menunjukkan pemulihan dan penguatan signifikan.
Pertumbuhan ekonomi Bali saat ini mencapai 5,48%, bahkan
naik menjadi 5,88% pada Triwulan III. Tingkat kemiskinan terus menurun menjadi
3,7%, sementara tingkat pengangguran berada pada level sangat rendah yaitu
1,7%.
Bali juga tercatat berkontribusi 54,5% terhadap pariwisata
nasional, dengan jumlah kedatangan wisatawan yang mencapai 6,3 juta orang.
Gubernur Koster mengingatkan, sektor pariwisata tidak boleh
berjalan sendiri-sendiri.
Menurutnya, pelaku usaha pariwisata sering kali “asik
sendiri”, padahal tantangan pariwisata ke depan semakin kompleks dan memerlukan
tindakan yang tegas, cepat, serta terkoordinasi.
“Saya akan tegas di periode kedua ini dalam menangani
berbagai tantangan pariwisata. Tidak bisa lagi berjalan parsial, semua harus
solid dan berkolaborasi,” tegas Gubernur.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga karakter pariwisata
Bali yang berbasis budaya.
“Kita harus bersyukur diberikan pariwisata di Bali. Jangan
coba-coba mengabaikan pariwisata budaya yang menjadi roh Bali. Karena itu kita
harus merawat pariwisata ini dengan baik,” ujarnya.
Terkait tata ruang dan keberlanjutan, Gubernur menegaskan
kebijakan pengendalian alih fungsi lahan, dimana tidak ada lagi lahan produktif
yang digunakan untuk membangun hotel, terutama lahan persawahan.
Isu lingkungan seperti pengelolaan sampah dan kemacetan juga
menjadi perhatian serius. Gubernur meminta seluruh hotel, restoran, dan pelaku
usaha untuk berpartisipasi aktif dalam pengelolaan sampah serta mendukung
penataan transportasi dan pengurangan kemacetan di kawasan wisata.
“Menjaga pariwisata tidak bisa ego sendiri. PHRI harus
menjadi pelopor dalam menjamin pariwisata yang berkelanjutan,” katanya.
Musda XV PHRI BPD Bali Tahun 2025 diharapkan menjadi
momentum untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor, meningkatkan adaptasi
terhadap perubahan global, serta melahirkan inovasi baru guna menjaga daya
saing Bali sebagai destinasi kelas dunia.
Sementara itu, Staff Ahli Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Masruroh, menyampaikan Bali memiliki kontribusi luar biasa, yakni
menyumbang sekitar 50% wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia.
Hal ini, menurutnya, tidak terlepas dari peran besar PHRI
Bali yang mampu menjaga standar layanan, akomodasi, dan kualitas destinasi.
Tema Musda dinilai sangat relevan untuk memperkuat daya saing pariwisata
Indonesia di tengah ketatnya kompetisi global.
Ia juga menyoroti dinamika sharing economy yang semakin
berkembang. Fenomena ini di satu sisi memperluas pilihan akomodasi bagi
wisatawan, namun di sisi lain menuntut penataan yang adil agar manfaat ekonomi
pariwisata benar-benar kembali kepada negara melalui kepastian izin dan
kepatuhan pajak.
Ketua BPP PHRI, Hariyadi B.S. Sukamdani, menyampaikan
apresiasi mendalam kepada PHRI Bali yang disebutnya sebagai tulang punggung
PHRI Nasional.
Menurutnya, kontribusi Bali sangat signifikan bagi promosi
pariwisata Indonesia karena citra pariwisata nasional banyak diperkuat oleh
reputasi Bali di mata dunia.
Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Tjok
Ace), menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Musda XV sembari
menyampaikan solidaritas bagi masyarakat di Sumatera dan kawasan lainnya yang
tengah mengalami bencana.
Ia menekankan, Musda tahun ini merupakan momentum strategis
untuk mengevaluasi kinerja organisasi, merumuskan strategi adaptif terhadap
dinamika global, memperkuat peran PHRI sebagai mitra pemerintah, serta
membangun konsolidasi internal.
Dengan tantangan tren wisata, tata ruang, persaingan global,
hingga ancaman bencana dan perubahan iklim, PHRI Bali diharapkan semakin teguh
dalam menjaga alam dan budaya Bali sesuai konsep Nangun Sat Kerthi Loka Bali. (hum/*)
