Wali Kota Jaya Negara didampingi PJ Sekda Eddy Mulya dan Kepala DLHK Putra Wibawa saat memimpin rapat bersama Perbekel dan Lurah se-Kota Denpasar, di Gedung Sewaka Dharma, Senin (15/12/2025). (Foto: Hms Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kota Denpasar terus memperkuat sinergi dengan desa dan kelurahan dalam upaya percepatan penanganan sampah.
Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah
Jaya Negara, saat memimpin rapat bersama para perbekel dan lurah se-Kota
Denpasar di Gedung Graha Sewakadarma (GSD) Kota Denpasar, Senin (15/12/2025).
Rapat ini dilaksanakan sebagai langkah strategis menyikapi
kebijakan Pemerintah Provinsi Bali terkait rencana penutupan Tempat Pembuangan
Akhir (TPA) Suwung pada 23 Desember mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, seluruh sistem pengelolaan sampah,
termasuk optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R),
dibahas secara menyeluruh guna merumuskan langkah-langkah percepatan
peningkatan kapasitas pengolahan sampah harian di Kota Denpasar.
Wali Kota Jaya Negara menjelaskan, Pemerintah Kota Denpasar
telah melakukan berbagai upaya dalam penanganan sampah, baik melalui penguatan
pengelolaan berbasis sumber maupun optimalisasi sarana dan prasarana yang ada.
Namun demikian, ia mengakui masih terdapat sejumlah kendala yang perlu
mendapatkan perhatian bersama.
“Saat ini Denpasar memiliki 5.940 teba modern dan 12.185
komposter. Jumlah ini terus kami dorong agar bertambah, karena masih belum
mencukupi untuk menangani seluruh timbulan sampah. Selain itu, 24 TPS3R yang
ada juga perlu terus dioptimalkan,” ujar Jaya Negara.
Ia menambahkan, kendala utama yang dihadapi di lapangan
antara lain keterbatasan tenaga kerja dan sarana pendukung. Meskipun desa dan
kelurahan mampu mengalokasikan anggaran, minat masyarakat untuk bekerja di
sektor persampahan masih relatif rendah. Di samping itu, beberapa TPS3R masih
membutuhkan dukungan mesin pengolahan agar kapasitasnya dapat ditingkatkan.
“Berbagai masukan dan kendala ini akan kami sampaikan kepada
Gubernur Bali sebagai bahan pertimbangan untuk mendapatkan solusi terbaik
sebelum penutupan TPA Suwung dilaksanakan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jaya Negara menegaskan bahwa secara ideal,
penutupan TPA Suwung dilakukan setelah beroperasinya Pengolahan Sampah menjadi
Energi Listrik (PSEL), yang diharapkan mampu menangani sisa sampah yang tidak
dapat diolah di tingkat desa dan kota.
Dalam kesempatan tersebut, Perbekel Pemecutan Kaja, Anak
Agung Ngurah Arwatha, turut menyampaikan kondisi pengelolaan sampah di
wilayahnya.
Ia menjelaskan, TPS3R Sari Sedana Bung Tomo saat ini hanya
didukung dua petugas pengolah, sementara total timbulan sampah mencapai 49,38
ton per hari. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 1,6 ton per hari yang dapat
diolah di TPS3R, sedangkan sisanya masih harus dibuang ke TPA Suwung.
Menanggapi hal tersebut, Jaya Negara mengajak seluruh
perbekel dan lurah untuk terus berkomitmen dan berinovasi dalam pengelolaan
sampah di wilayah masing-masing, serta memperkuat edukasi kepada masyarakat
agar pengelolaan sampah berbasis sumber dapat berjalan lebih optimal.
“Dengan sinergi antara pemerintah kota, desa, dan kelurahan,
kami optimistis penanganan sampah di Kota Denpasar dapat terus ditingkatkan
secara berkelanjutan,” pungkasnya. (hum)
