Jelang Nataru, ASDP Optimalkan Alur Mobilitas Kendaraan Ketapang-Gilimanuk

 

Situasi Pelabuhan Gilimanuk beberapa waktu lalu. (Foto: dik/Perspectives)

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Menjelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026, pergerakan masyarakat diprediksi meningkat signifikan dan sektor penyeberangan kembali menjadi simpul penting mobilitas nasional.

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan kesiapan penuh dalam mendukung kebijakan pengaturan lalu lintas dan pembatasan angkutan barang yang ditetapkan pemerintah, terutama di lintasan Ketapang–Gilimanuk yang diproyeksikan menjadi pusat pergerakan terbesar.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Aan Suhanan, menjelaskan meningkatnya volume kendaraan menuntut pengaturan yang lebih ketat dan menyeluruh agar tidak terjadi penumpukan di pelabuhan utama.

“Kami memperkirakan akan terjadi peningkatan pergerakan masyarakat dan volume kendaraan di sektor penyeberangan. Karena itu, sejumlah pelabuhan pendukung disiapkan untuk memecah kepadatan,” ujar Aan, dalam keterangan tertulis, Minggu  (5/12/2025).

Pengaturan tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Pengaturan Lalu Lintas Jalan dan Penyeberangan selama Angkutan Nataru 2025/2026. Sesuai SKB, mulai 19 Desember 2025 pukul 15.00 hingga 4 Januari 2026 pukul 24.00, di lintasan Ketapang–Gilimanuk, prioritas diberikan kepada sepeda motor, mobil penumpang, dan bus.

Sementara mobil barang golongan VII hingga IX dialihkan ke rute Tanjung Wangi–Gilimas atau Jangkar–Lembar mulai 19 Desember 2025 pukul 00.00. Dermaga Bulusan disiapkan untuk mendukung layanan jika terjadi lonjakan akibat cuaca ekstrem.

Untuk menjaga kelancaran arus kendaraan menuju pelabuhan, pemerintah menerapkan delaying system, pemeriksaan tiket, dan penyiapan buffer zone di berbagai titik.

Di Ketapang dan Gilimanuk, delaying system dan pemeriksaan tiket dilakukan di Grand Watudodol, Dermaga Bulusan, Terminal Kargo Gilimanuk, serta Terminal Bus Gilimanuk untuk sepeda motor.

Dalam pengaturan Nataru tahun ini, pembatasan radius pembelian tiket diterapkan khusus untuk mengantisipasi praktik percaloan di sekitar pelabuhan. Teknologi geofencing digunakan untuk mencegah pembelian tiket oleh calo ayang kerap memanfaatkan tingginya permintaan. Sistem saat ini difokuskan untuk memblokir aktivitas percaloan, dan ke depannya akan terus dikembangkan untuk meningkatkan ketertiban pembelian tiket oleh seluruh pengguna jasa.

"Radius larangan pembelian ditetapkan 2,65 km dari Pelabuhan Ketapang, dan 2 km dari Pelabuhan Gilimanuk," jelasnya.

Sejalan dengan kebijakan tersebut, ASDP memastikan kesiapan operasional di seluruh pelabuhan utama. Di Ketapang, ASDP menurunkan 350 personel dengan daya tampung 2.370 kendaraan kecil, dan di Gilimanuk 250 personel mengelola kapasitas hingga 1.335 kendaraan kecil.

Direktur Operasi dan Transformasi ASDP, Rio Lasse, menegaskan bahwa seluruh kesiapan SDM, armada, dan infrastruktur telah direncanakan secara menyeluruh. “Periode Nataru adalah momentum dengan lonjakan mobilitas tinggi, sehingga kesiapan operasional menjadi kunci untuk menciptakan perjalanan yang lancar dan aman,” ungkapnya.

Dari sisi layanan tiket, Corporate Secretary ASDP Windy Andale mengimbau pengguna jasa untuk membeli tiket lebih awal melalui Ferizy, yang telah membuka akses pembelian hingga H–60. “Pembelian tiket sejak jauh hari penting untuk menghindari antrean. Sistem akan mendeteksi lokasi GPS, dan bila pembelian dilakukan terlalu dekat pelabuhan oleh pihak tak berwenang, transaksi tidak dapat diproses,” tegas Windy.

Selain pengaturan pergerakan darat, penundaan keberangkatan kapal dapat diberlakukan berdasarkan peringatan BMKG terkait cuaca ekstrem. Dirjen Aan menegaskan bahwa keputusan penundaan sepenuhnya bertujuan menjaga keselamatan penumpang, awak kapal, dan muatan. Informasi perubahan jadwal akan disampaikan melalui kanal resmi pemerintah dan operator.

Dengan koordinasi yang solid antara Kementerian Perhubungan, ASDP, Korlantas Polri, Kementerian PUPR, serta seluruh pemangku kepentingan, layanan penyeberangan pada periode Nataru 2025/2026 diharapkan berjalan aman, tertib, dan memberikan pengalaman terbaik bagi masyarakat. (dik)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama