Acara puncak malam pergantian tahun akan dipusatkan di
Gedung Kesenian Dr. Ir. Soekarno.
Berbeda dengan hiruk-pikuk kembang api, momen detik-detik
pergantian tahun akan ditandai dengan pemukulan kulkul secara serentak oleh
Bupati Jembrana bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda).
Pemukulan kulkul dipilih sebagai simbol kearifan lokal Bali
yang bermakna sebagai sarana komunikasi dan pengingat bagi masyarakat untuk
menyongsong tahun baru dengan kesadaran penuh dan semangat gotong royong.
Kepala Bagian Pemerintahan Jembrana, I Dewa Putu Eka Adi
Putra mengatakan, alasan tidak menggelar pesta kembang api, memperhatikan kondisi
bangsa yang saat ini tengah dilanda berbagai bencana di sejumlah wilayah,
khususnya bencana hidrometeorologi.
Hal itu sejalan juga edaran pemerintah melalui Kepolisian
Republik Indonesia menetapkan kebijakan pelarangan pelaksanaan pesta kembang
api sebagai wujud empati dan solidaritas kepada saudara-saudara sebangsa dan se
tanah air yang sedang menghadapi situasi bencana.
"Sesuai keputusan pimpinan, Kabupaten Jembrana
memutuskan untuk meniadakan pesta kembang api pada malam pergantian tahun.
Perayaan malam tahun baru di Jembrana diarahkan pada kegiatan yang lebih
reflektif dan bermakna," terangnya dihubungi Minggu (28/12/2025).
Sebagai gantinya, Pemkab Jembrana lebih memilih kegiatan
yang lebih reflektif dan bermakna.
Diantaranya, menggelar doa bersama lintas agama serta pementasan seni
kolaboratif yang memadukan seni budaya, sastra, dan musik dipilih karena lebih
reflektif dan bermakna.
"Untuk menumbuhkan empati dan kepedulian sosial di
tengah masyarakat, sekaligus menyediakan ruang dan alternatif kegiatan positif
dalam menyambut tahun baru," ujarnya.
Meskipun tanpa kembang api, kemeriahan malam tahun baru
tetap akan dirasakan oleh masyarakat melalui rangkaian hiburan rakyat. Panggung
utama akan menampilkan talenta-talenta terbaik Jembrana.
Adapun suguhan hiburan yang akan dihadirkan meliputi
pementasan Jegog dengan tarian, musik Jegog eksperimental, serta kolaborasi Jegog
dengan band lokal Jembrana, Made Gimbal.
Untuk menambah daya tarik acara, malam refleksi dan doa
bersama ini juga menghadirkan Nanoe Biroe sebagai bintang tamu, serta didukung
oleh tujuh band dan penyanyi lokal Jembrana, termasuk Made Gimbal dan Putu
Rudiawan dari Awen Lelateng, Kecamatan Jembrana, yang saat ini tengah viral.
Termasuk juga pameran kuliner di seputaran lokasi acara untuk
memberdayakan UMKM Jembrana. (abhi/humasJ)
