BI dan TPIP-TPID berkolaborasi perkuat sinergi pengendalian inflasi pangan di wilayah Balinusra, 2025 yang berlangsung di Kantor Perwakilan BI Bali, Denpasar, Kamis (22/5/2025), (Foto: BI Bali)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Bank Indonesia (BI) bersama Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) terus mengakselerasi langkah konkret untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Balinusra).
Melalui penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Wilayah Balinusra 2025 yang berlangsung di Kantor Perwakilan BI Bali, Denpasar, Kamis (22/5), BI dan TPIP-TPID menegaskan komitmennya dalam mengawal ketahanan pangan dan efisiensi sektor pangan secara berkelanjutan.
GNPIP Balinusra tahun ini mengangkat tema “Sinergi dan Inovasi Peningkatan Produksi dan Penguatan Ketahanan Pangan Guna Mendukung Asta Cita Nasional serta Pengendalian Inflasi di Wilayah Balinusra.”
Kegiatan ini turut melibatkan sinergi lintas kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Pariwisata, Badan Pangan Nasional, hingga sektor swasta dan industri pariwisata.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aida S. Budiman, mengapresiasi langkah strategis yang telah diambil TPIP dan TPID Balinusra dalam menjaga kestabilan harga, terutama selama periode tingginya permintaan pada Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan masa puncak kunjungan wisata.
“Dengan kerja keras dan kolaborasi berbagai pihak, inflasi di wilayah Balinusra pada April 2025 tercatat sebesar 2,06% (yoy),” ujar Aida.
Dalam pelaksanaannya, TPID Balinusra mendorong berbagai inisiatif seperti peningkatan produktivitas pertanian, perluasan area tanam, hingga integrasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan sektor unggulan seperti pariwisata.
Strategi ini juga mencakup Kerja Sama Antar Daerah (KAD) yang tidak hanya melibatkan antarwilayah, tetapi juga antarpelaku, baik melalui skema government to government (G2G) maupun business to business (B2B).
Sekretaris Daerah Provinsi Bali, Dewa Made Indra, dalam sambutannya menekankan pentingnya kesinambungan sinergi lintas sektor untuk menjaga kelancaran distribusi pangan.
“Bali sangat bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. Oleh karena itu, TPID harus mampu membaca peta surplus dan defisit wilayah serta membangun skema kerja sama antarperusahaan dan pemerintah daerah guna menjaga kestabilan distribusi dan harga,” ujar Dewa.
Ia mencontohkan kolaborasi antara Perumda dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, yang berhasil memperpendek rantai pasok dan meningkatkan konsumsi produk lokal.
Langkah ini menjadi model sinergi yang tidak hanya menjamin pasokan pangan, tetapi juga mendorong pemberdayaan petani dan UMKM lokal.
Balinusra, sebagai wilayah yang sangat bergantung pada sektor pariwisata, menghadapi tantangan unik dalam pengendalian inflasi.
Kebutuhan pangan meningkat bukan hanya karena jumlah penduduk, tetapi juga karena kunjungan wisatawan dan pelaksanaan upacara adat serta hari besar keagamaan yang meningkatkan permintaan terhadap komoditas tertentu.
Melalui GNPIP Balinusra 2025, diharapkan lahir berbagai inovasi dan sinergi nyata antar pemangku kepentingan untuk memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan efisiensi distribusi, serta menjaga daya beli masyarakat di tengah dinamika permintaan pasar yang tinggi. (lan)