DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS - Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ibu Putri Suastini Koster, mengapresiasi langkah nyata Institut Pariwisata dan Bisnis (IPB) Internasional dalam penanganan sampah. Langkah nyata itu diwujudkan dengan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah berbasis Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di lingkungan kampus, yang diresmikan pada Selasa (19/8/2025).
Dalam sambutannya saat menghadiri acara peresmian TPS3R, Ibu
Putri Koster menyampaikan terima kasih kepada Rektor IPB Internasional dan
Ketua Yayasan Dharma Widya Ulangun yang telah memprakarsai pembuatan tempat
pengelolaan sampah di lingkungan kampus. “Ini adalah suatu hal yang
menggembirakan dan membahagiakan di tengah keributan soal sampah,” ujarnya.
Perempuan yang juga Ketua TP PKK dan Dekranasda Provinsi
Bali ini menyampaikan bahwa IPB Internasional adalah kampus pertama yang
memelopori pembuatan tempat pengolahan sampah berbasis 3R.
“Ini bagus, karena selain mengembangkan kemampuan akademis,
anak-anak yang kuliah di sini juga memperoleh edukasi tentang bagaimana menjaga
lingkungan melalui pengelolaan sampah berbasis sumber,” cetusnya.
Ia berharap dengan keberadaan TPS3R pengelolaan sampah
berbasis sumber di IPB Internasional berjalan optimal sehingga tidak ada lagi
sampah yang keluar dari lingkungan kampus.
Dalam kesempatan itu, perempuan multitalenta ini
menginformasikan bahwa salah satu tugas utama yang diembannya sebagai Duta PSBS
PADAS adalah melakukan sosialisasi dan mendorong partisipasi aktif masyarakat
dalam menuntaskan persoalan sampah.
Ia kembali menyinggung penerapan pola yang salah dalam
penanganan sampah di Bali yang telah berlangsung selama puluhan tahun. “Sampah
dikumpulkan, diangkut, lalu dibuang ke TPA hingga menjadi bom waktu, dan saat
ini sudah meledak,” sebutnya.
Menyikapi hal ini, salah satu pendekatan yang menurutnya
paling relevan adalah optimalisasi sistem PSBS. “Sampah dapur diselesaikan
dengan tong komposter, sampah organik dikelola dengan pendekatan teba modern,
sedangkan sampah anorganik ditangani oleh pemerintah mulai dari tingkat
desa/kelurahan dengan TPS3R dan TPST,” urainya.
Namun, ia mengingatkan agar pemanfaatan mesin insinerator di
TPST dilakukan dengan hati-hati dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan
lembaga yang membidangi lingkungan hidup. “Jangan sampai penggunaan insinerator
menimbulkan persoalan di bidang kesehatan karena dioksin yang dihasilkan dari
proses pembakaran sampah. Kita harus hati-hati, cari pola yang paling tepat
dalam penuntasan masalah sampah,” tambahnya.
Apresiasi terhadap keberadaan TPS3R di Kampus IPB
Internasional juga diutarakan Ketua BPD PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati.
Menurut dia, ini adalah langkah penting dan strategis karena IPB menjadi kampus
pertama yang memelopori PSBS dengan pembuatan TPS3R di lingkungan kampus.
“Adik-adik lulusan di sini yang nantinya berkecimpung dalam dunia perhotelan
akan memiliki kepedulian terhadap lingkungan,” ucapnya sembari berharap langkah
ini akan diikuti oleh lembaga pendidikan lainnya.
Sementara itu, Rektor IPB Internasional, I Made Sudjana,
menyampaikan bahwa pembangunan TPS3R di kampusnya merupakan bagian dari
sumbangsih nyata dalam penanganan masalah sampah. “Kami tergelitik karena di
medsos ramai dibahas tentang rencana penutupan TPA Suwung, karena itu kami
ingin berbuat sesuatu yang nyata. Semoga ini menjadi inspirasi bagi kampus
lain,” harapnya.
Sudjana menambahkan, TPS3R di Kampus IPB Internasional
dilengkapi dengan mesin pengolah sampah plastik berkapasitas 15 kg yang
menghasilkan serbuk untuk diolah menjadi beragam barang kerajinan. TPS3R di
kampus ini juga didukung mesin pencacah sampah organik yang selanjutnya diolah
menjadi pupuk dalam bak paralel. Selain itu, IPB Internasional juga memiliki
enam tong komposter untuk mengolah sampah dapur dan empat teba modern yang
dimanfaatkan untuk mengolah sampah organik di halaman kampus. (lan)