Perspectives News

Mengenal Lebih Dekat Komunitas “Run on Bali”: Tidak Lari, Tidak Makan (Enak)

 

Founder Run on Bali, Henry Yakuza (kiri) saat perayaan Hari Ulang Tahun ke-9 Run on Bali di Nexx Cafe Denpasar, Jumat (26/9/2025) malam (Foto: djo)

KEBANYAKAN orang berlari memiliki tujuan agar badannya tetap bugar dan sehat. Namun berbeda dengan mereka para anggota komunitas ‘Run on Bali’, bagi mereka berlari hanya supaya bisa makan enak. Tagline ini terwujud saat founder Run on Bali mendirikan komunitas ini pada 15 September 2016 di Denpasar.

Sekilas tagline atau visi dari komunitas Run on Bali ini, mau berolahraga (lari) hanya untuk makan enak. Padahal sesungguhnya misi tersebut sangat dalam artinya. Logikanya, mereka tidak akan bisa makan enak jika tidak berlari. Lho kok bisa?

“Benar, bagaimana kita bisa makan enak kalau tidak berlari, meski uang ada untuk membeli makanan yang enak. Sebab, dengan berlari maka kalori dalam tubuh yang dibakar dalam proses metabolisme itu banyak, sehingga dengan begitu kita bisa mengisinya kembali dengan makananan yang enak,” ujar Founder Run on Bali, Henry “Yakuza” Setiawan.

Saat ditemui di malam Peringatan Ulang Tahun ke-9 Run on Bali, di Nexx Cafe Denpasar, Henry Yakuza membeberkan bahwa dalam tubuh secara kodrat melakukan metabolisme dari apa yang kita konsumsi. Makanan yang enak sekalipun, kalau kalorinya tidak dibakar maka menyebabkan badan kita sakit, yang pada akhirnya tidak bisa makan enak. Jadi, kata dia, berlarilah agar kita bisa makan makanan yang enak dengan enak.

Henry Yakuza adalah seorang profesional muda tinggal di Denpasar. Dalam benaknya seakan sudah terpatri tagline Tidak Lari Tidak Makan--walau makanan itu tergolong makanan enak sekali pun. Maka, ketika ia bertemu dengan profesional lainnya di Lapangan Bajra Sandi, Renon, Denpasar saat melakukan jogging, Henry Yakuza menyampaikan visinya itu.

Bak gayung bersambut, beberapa rekan profesional muda lainnya saat itu menyambut antusias pembentukan komunitas Run on Bali dengan tagline Tidak Lari, Tidak Makan. Henry Yakuza ingat betul saat tahun 2016 ketika komunitas Run on Bali diproklamirkan, anggotanya hanya 10 orang.

Kini, seiring usia Run on Bali yang sudah masuk sembilan tahun, anggotanya sudah 300 orang lebih. Saat puncak peringatan 9 tahun Run on Bali, di Nexx Cafe pada Jumat (26/9/2025) malam lalu, ratusan orang member dari komunitas ini berkumpul. Ada hiburan joged, ada musik mengiringi merdunya anggota komunitas bernyanyi, seakan mereka melupakan penatnya seharian bekerja. Malam itu mereka para anggota komunitas meluapkan kegembiraannya.

Anggota komunitas Run on Bali memiliki angenda rutin setiap Senin, Rabu, dan Sabtu berlari minimal 5 kilometer mengelilingi lapangan Renon. Kadang kalau jenuh di Renon, mereka berlari ke luar Denpasar. Kalau ada event lomba lari yang diselenggarakan institusi maupun perusahaan swasta, sedikitnya 50 anggota komunitas ini ambil bagian apakah itu di 5 kilometer (5K), 10K, 21K,  maupun marathon 42 kilometer.

Henry Yakuza, yang mulai berlari pada tahun 2012 dan kini spesialis 42K atau marathon, tidak tanggung-tanggung bahwa untuk merealisasi tagline “Tidak Lari Tidak Makan”, ia harus terbang ke Sydney, Australia, Singapura untuk mengikuti event marathon. Di dalam negeri pun, event lari marathon pasti dia ikuti.

“Kalau di dalam negeri saya pernah ikut Marathon Borobudur, Jakarta maupun kota besar lainnya di Indonesia. Kalau di luar negeri saya pernah ikut marathon di Singapura, Gold Coast Marathon di Queensland, Australia, dan 30 Agustus 2025 lalu bersama Abi Govinda (member Run on Bali) turun di Sydney Marathon 2025, yang merupakan event utama dunia (world major marathon),” ujar Henry Yakuza sembari menambahkan, di Bali, setiap gelaran Mybank Marathon dirinya dan member mengikuti event lari tersebut.

Istimewa

Ulang Tahun Run on Bali ke-9 merupakan ulang tahun paling istimewa. Hal itu lantaran di dalam bilangan kita, angka sembilan adalah yang tertinggi. Begitu pula dengan ultah Run on Bali ke-9 dikemas seistimewa mungkin.

Menurut Ketua Panitia 9 Tahun Run on Bali, Denny Manggala di ulang tahun ke-9 ini dirinya bersama delapan member Run on Bali menaiki puncak Gunung Agung, Karangasem pada tanggal 13 September 2025. Dengan jumlah personel sembilan orang termasuk dirinya (sesuai dengan hari ulang tahunnya), sesampainya di puncak mengibarkan Bendera Merah Putih.

“Titik kumpul kami di Denpasar di Jalan Ahmad Yani (sembari menyebutkan salah satu pusat hidangan cepat saji,red), setelah itu jam setengah 12 malam kami berangkat ke Gunung Agung dan dari jalur pendakian Pengubengan, kami naik ke puncak dan tiba jam 6 pagi. Setelah mengibarkan Merah Putih dan bendera Run on Bali, kami turun,” kata Denny Manggala.

Denny menyebut bahwa ulang tahun kesembilan Run on Bali juga dilakukan donor darah dan terkumpul 35 ampul darah yang selanjutnya diserahkan ke PMI. Pada Jumat (26/9/2025) pagi, kami gelar lari sejauh 9 km start dan finish di Nexx Cafe. Lari ini diikuti 50 orang peserta termasuk dari luar member Run on Bali. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama