Pemerintah Kabupaten Jembrana mengambil langkah serius untuk
mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS. Puluhan pekerja hiburan malam di Kelurahan
Gilimanuk, Kecamatan Melaya menjalani skrining kesehatan, termasuk tes VCT,
yang dilakukan secara sukarela, Selasa (2/9/2025). (Foto:dik/Perspectives)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kabupaten Jembrana mengambil langkah serius untuk mengantisipasi penyebaran HIV/AIDS. Puluhan pekerja hiburan malam di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya menjalani skrining kesehatan, termasuk tes VCT (Voluntary Counselling and Testing), yang dilakukan secara sukarela, Selasa (2/9/2025).
Sebanyak 28 pekerja di tiga tempat hiburan malam di
Kelurahan Gilimanuk menjalani pemeriksaan darah untuk mendeteksi potensi
penularan penyakit menular. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya adalah
laki-laki dan sisanya perempuan.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dari Senin (1/9/2025)
hingga Selasa (2/9/2025), merupakan kolaborasi antara Kelurahan Gilimanuk dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana.
Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, menjelaskan
bahwa tes ini bertujuan utama untuk mengantisipasi lonjakan kasus HIV/AIDS di
wilayahnya, terutama di area perbatasan.
"Tujuan utama kami adalah mengantisipasi lonjakan
kasus HIV/AIDS, terutama di Gilimanuk sebagai gerbang masuk Bali," ujar
Lurah Tony, Selasa (2/9/2025).
Selain tes HIV, skrining ini juga mencakup pemeriksaan
penyakit menular lainnya, seperti tuberkulosis (TBC). Hasil tes akan keluar
dalam waktu satu minggu dan akan disampaikan secara langsung oleh petugas
kesehatan kepada masing-masing pekerja untuk menjaga kerahasiaan.
Terpisah, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
Dinas Kesehatan Jembrana I Gede Ambara Putra mengatakan, kasus baru HIV/AIDS di
Jembrana mencapai 48 kasus dalam setahun terakhir, serta tiga orang meninggal
dunia. Jumlah ini menambah banyak kasus kumulatif di Jembrana dari tahun ke
tahun.
Total komulatif yang tercatat di sistem Informasi HIV/AIDS
atau ODHA hidup sebanyak 632 orang. ODHA atau istilah terbaru ODHIV yang sedang
mendapat pengobatan 529 orang atau 84 persen dari total yang masih hidup.
”Sebagian basar sudah mendapatkan penanganan,” terangnya.
Dalam menekan kasus HIV/AIDS Jembrana, perlu adanya
sosialisasi menyeluruh kepada masyarakat setiap kalangan umur. Seperti
sosialisasi bahaya HIV pada siswa, pemuda dan kelompok risiko, edukasi dan
mobile VCT pada kelompok rentan dan populasi kunci.
Selain itu, skrining HIV dan sifilis pada ibu hamil dan
populasi kunci, melakukan penjangkauan, pendampingan dan perawatan ODHIV
bersama LSM dan mendekatkan akses layanan tes HIV. Saat ini, di Jembrana ada 15
layanan tes yang terdiri dari 10 puskesmas 4 rumah sakit dan 1 klinik. ”Dengan
pendekatan pelayanan tes bisa lebih cepat diketahui dan diobati,” terangnya.
Inisiatif proaktif ini diharapkan dapat menjadi upaya
preventif yang efektif untuk menjaga kesehatan masyarakat Jembrana dan menekan
laju penyebaran penyakit menular di wilayah Jembrana. (dik)