Perwakilan dari DTW Jatiluwih foto bersama usai mengikuti CB dari BI Bali bertajuk 'Transformasi Membangun Desa Wisata Digital' di Hotel Marusaka Nusa Dua, Kamis (2/10/2025). (Foto: Ist)
TABANAN, PERSPECTIVESNEWS- Pada Kamis, 2 Oktober 2025, Desa Wisata Jatiluwih, destinasi yang diakui dunia karena keindahan sawah terasering subak sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO, mendapat undangan Capacity Building (CB) ‘Desa Wisata Digital & Kreatif’ dari Bank Indonesia (BI) Bali.
“Ini adalah pengakuan nyata atas
kerja keras dan konsistensi kami dalam menjaga kualitas, keaslian, dan
manajemen yang berkelanjutan di Jatiluwih,” ujar John K Purna, Manajer DTW
Jatiluwih.
“Kami sangat bangga berada dalam
barisan destinasi unggulan Bali serta mendapat undangan eksklusif dari Bank
Indonesia (BI) yang diwakili Ni Made Riant Indah Oktaviya sebagai Divisi
Informasi dan Promosi serta Ni Wayan Eka Sari sebagai Staf Informasi Promosi.
Kami diundang dalam acara Capacity Building Desa Wisata bertajuk
"Transformasi Membangun Desa Wisata Digital" yang berlangsung selama
2 hari di Hotel Marusaka Nusa Dua,” jelas John.
Menurut John, kehadiran Jatiluwih
menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan yang telah Go International dan
menjadi motor penggerak ekonomi lokal berbasis pariwisata maju.
Acara ini bukanlah ajang bagi
semua destinasi wisata di Bali.
Bank Indonesia secara selektif
hanya mengundang 12 destinasi pilihan yang dinilai telah matang, maju, dan
memiliki rekam jejak internasional yang kuat.
Selain Desa Wisata Jatiluwih,
beberapa destinasi bergengsi lainnya yang turut serta meliputi Desa Wisata
Penglipuran, Desa Wisata Pemuteran, Desa Wisata Monkey Forest, Pantai Pandawa,
Desa Wisata Undisan, Desa Wisata Less, Uluwatu, Desa Wisata Taro, Tampak
Siring, Desa Wisata Sudaji, dan Desa Wisata Adat Dua.
Kriteria undangan ini
menggarisbawahi komitmen BI untuk berinvestasi pada potensi pariwisata yang
paling siap dan mampu melakukan transformasi digital secara menyeluruh.
Fokus utama dari Capacity
Building ini adalah percepatan transformasi digital di sektor pariwisata.
Bank Indonesia berupaya mendorong
desa wisata terpilih untuk mengadopsi teknologi digital secara masif, mulai
dari sistem pembayaran nontunai, manajemen operasional, hingga pemasaran
global.
Langkah ini penting untuk
meningkatkan efisiensi, memperluas jangkauan pasar, dan pada akhirnya,
memperkuat ketahanan ekonomi desa wisata di era digital.
Keikutsertaan Jatiluwih yang
telah lama menjadi ikon sustainable tourism, diharapkan menjadi contoh
nyata keberhasilan sinergi antara pelestarian budaya dan pemanfaatan teknologi
modern.
Salah satu poin penting dalam
acara tersebut adalah inisiasi kerja sama strategis antara desa-desa wisata ini
dengan platform pemesanan dan e-commerce ternama seperti Traveloka & Blibli.com.
BI memfasilitasi pertemuan dan
kesepakatan untuk mengajak desa wisata bekerja sama dengan Traveloka untuk
pasar Asia, Eropa, dan Jepang, serta Blibli.com untuk pasar domestik.
Kemitraan ini bertujuan untuk
memotong rantai distribusi yang panjang, memberikan akses langsung kepada
wisatawan global, dan mempromosikan produk serta paket wisata desa secara
profesional dan terukur melalui platform bergengsi.
Kolaborasi dengan Traveloka
secara spesifik menargetkan perluasan pasar ke ranah internasional, khususnya
Asia, Eropa, dan Jepang, di mana permintaan terhadap wisata budaya dan alam
yang berkelanjutan sangat tinggi.
Sementara itu, kerja sama dengan
Blibli.com difokuskan untuk menggarap potensi pasar domestik yang besar.
Sinergi antara promosi global dan
domestik ini diharapkan dapat menciptakan stabilitas kunjungan dan pendapatan
yang berkelanjutan bagi Desa Wisata Jatiluwih dan destinasi lainnya,
menjadikannya model keberhasilan ekonomi kerakyatan berbasis pariwisata
digital.
Undangan ini secara implisit
merupakan pengakuan terhadap kemajuan Desa Wisata Jatiluwih dalam mengelola
warisan budaya sambil merangkul modernitas.
Partisipasi aktif dalam program
ini memperkuat langkah Jatiluwih menuju predikat Smart Village atau Desa Wisata
Digital, yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga pengalaman
bertransaksi dan berinteraksi yang mulus dan terintegrasi secara digital.
“Diharapkan, ilmu dan kemitraan
yang diperoleh dari Capacity Building ini akan segera diimplementasikan untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing Jatiluwih di kancah pariwisata dunia,”
tandas John. (lan/*)