Ny. Putri Koster saat menjadi pembicara dalam kegiatan Penguatan Kapasitas HAM bagi Perempuan di Provinsi Bali yang digelar di Harris Hotel & Convention Denpasar, Kamis (23/10/2025).
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Ketua Tim Penggerak
PKK Provinsi Bali Ny. Putri Koster mengajak para ibu rumah tangga untuk
memperkuat pemahaman mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai dasar dalam
membentuk karakter anak menuju Generasi Emas 2045.
Menurutnya, kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan
peran perempuan dalam keluarga menjadi fondasi penting bagi lahirnya generasi
yang sehat, cerdas, dan berkarakter.
Hal tersebut disampaikan Ny. Putri Koster saat menjadi
pembicara dalam kegiatan Penguatan Kapasitas HAM bagi Perempuan di Provinsi
Bali yang digelar di Harris Hotel & Convention Denpasar, Kamis
(23/10/2025).
“Lahirnya generasi muda yang sehat, cerdas, dan beretika
berawal dari keluarga, terutama peran seorang ibu yang fokus mengawal tumbuh
kembang anak-anaknya. Dalam seribu hari pertama kehidupan, perhatian terhadap
gizi dan kesehatan anak menjadi kunci agar mereka tumbuh sehat dan terhindar
dari stunting,” ujar Ny. Putri Koster.
Ia menekankan, peran ibu tidak berhenti setelah masa bayi,
melainkan berlanjut dalam mendampingi anak-anak di usia sekolah dan remaja.
Masa transisi di jenjang SMP dan SMA disebutnya sebagai fase krusial yang
membutuhkan perhatian ekstra.
“Jika orang tua lalai mengawasi, anak-anak bisa kehilangan
arah karena salah memilih pergaulan. Di era sekarang, lingkungan di luar
keluarga sangat rentan terhadap kekerasan, pengaruh negatif media sosial,
narkoba, dan miras. Karena itu, ibu harus aktif memantau dengan siapa anak
bergaul dan kegiatan apa yang mereka lakukan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ny. Putri Koster juga menyoroti pentingnya
penguatan diri bagi perempuan. Menurutnya, perempuan harus memiliki ketahanan
internal agar dapat berperan aktif di ruang publik tanpa meninggalkan tanggung
jawab di ranah domestik.
“Setelah kita kuat menghadapi tantangan, barulah kita bisa
berbuat banyak sebagai perempuan Bali. Ada peran yang bersifat kodrati dan ada
yang bersifat publik. Kita jalankan keduanya dengan seimbang tanpa melawan
arus. Jangan sampai kita meninggalkan rumah tangga, karena benteng terakhir
keutuhan NKRI adalah keluarga,” ujarnya.
Ia menegaskan, pencapaian tertinggi perempuan bukan diukur
dari jabatan atau status sosial, melainkan dari kemampuannya menjalankan peran
sebagai ibu rumah tangga yang mampu melahirkan dan membimbing generasi emas
masa depan.
“Jika anak hanya dibesarkan dengan materi tanpa pondasi
nilai dan pendidikan karakter, ia akan tumbuh seperti tanah kering yang rapuh tanpa
empati, tanpa tanggung jawab, dan tanpa arah hidup,” tambahnya.
Direktur Penguatan Kapasitas HAM bagi Masyarakat, Komunitas,
dan Pelaku Usaha, Giyanto menegaskan bahwa hak asasi manusia merupakan hak
dasar yang melekat pada setiap individu sejak lahir. Karena itu, pemahaman dan
penerapan HAM harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, termasuk dalam
lingkungan keluarga.
“Pemenuhan HAM sangat penting karena saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Ketika kita memahami hak, kita juga memahami kewajiban.
Dengan menjunjung nilai-nilai demokrasi dan Pancasila, kita dapat mewujudkan
masyarakat yang aman, beradab, dan berkeadilan,” ungkap Giyanto.
Kegiatan ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas perempuan
Bali agar tidak hanya memahami hak-haknya, tetapi juga berperan aktif dalam
menjaga keharmonisan keluarga dan membentuk generasi penerus yang berkarakter
kuat serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. (hum/*)
