Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas), Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii, S.IP., M.M., CHRMP (tengah) saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Bali, Kamis (16/10/2025). (Foto: Dok/Basarnas Bali)
BADUNG, PERSPECTIVESNEWS- Untuk pertama kalinya
Kepala Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Kabasarnas), Marsekal Madya
TNI Mohammad Syafii, S.IP., M.M., CHRMP melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke
Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Bali, Kamis (16/10/2025).
Dalam kunjungannya, Kabasarnas menekankan program kerja
Basarnas yang sejalan dengan Asta Cipta.
Dalam kunjungan tersebut turut mendampingi Deputi Bidang
Sarana dan Prasarana, Sistem Komunikasi dan Sekretaris Utama dan Kepala Biro
Humas dan Umum.
Selain Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar,
acara penting itu dihadiri perwakilan 3 Kepala Kantor wilayah tengah, yakni
Mataram, Maumere dan Kupang.
Kedatangannya disambut dengan jajaran kehormatan dan
seremonial budaya khas Bali, tarian hanoman serta simbolisasi pemakaian udeng
dan selendang.
Selanjutnya Kabasarnas langsung menemui seluruh pegawai
Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar untuk memberikan pengarahan.
Dalam arahannya, Kabasarnas menekankan program kerja
Basarnas yang sejalan dengan Asta Cipta 2025 - 2029, yakni digital E-SAR
platform, Sistem SAR Nasional Terpadu, pelayaran dan penerbangan nasional di
kawasan industri, wisata, dan logistik, pelatihan SAR terpadu nasional dan
internasional, kerja sama peningkatan keselamatan dan keamanan industri dalam
negeri, penguatan Unit Siaga SAR di daerah terpencil dan perbatasan, pelibatan
potensi SAR dan pemberdayaan masyarakat dalam tanggap darurat SAR bencana alam.
Operasi SAR yang cukup menjadi perhatian pemerintah dan
masyarakat Indonesia yakni runtuhnya bangunan Ponpes 4 lantai. Penanganan ini
merupakan tantangan yang berat hingga memerlukan penanganan khusus.
Kasus-kasus serupa juga pernah dihadapi tim Basarnas dan
unsur SAR gabungan lainnya. Hal inilah yang menuntut keberadaan para personel
terlatih dan professional.
Namun menurutnya, ada juga yang menjadi keterbatasan hingga
memerlukan kontribusi ekstra. Mengingat
luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, berbentuk kepulauan dan
didominasi perairan, sementara SDM, peralatan juga teknologi masih belum
mencukupi. Keterbatasan yang ada harus bisa diatasi dengan penyesuaian agar
hasilnya tidak mengecewakan atas ekspektasi publik.
Idealnya standar layanan pencarian dan pertolongan harus
setaraf dengan standar yang dijalankan pada IMO, ICAO dan INSARAG.
Untuk bisa memenuhi capaian tersebut diperlukan adanya balai
pelatihan wilayah timur, tengah dan barat, pemenuhan sarana dan prasarana
berstandar internasional, SDM yang profesional dan teruji dan regulasi berlaku
nasional, regional dan internasional.
Tercatat pada tahun 2024 terjadi 2.562 operasi SAR (7
kecelakaan pesawat udara, 869 kecelakaan kapal, 67 kecelakaan penanganan
khusus, 146 bencana dan 1.473 kondisi membahayakan jiwa manusia) dengan 41.049
total korban (38.871 selamat, 1.774 meninggal dan 458 hilang).
Angka tersebut menurun di tahun 2025, yakni 1.865 operasi
SAR (3 kecelakaan pesawat udara, 667 kecelakaan kapal, 58 kecelakaan penanganan
khusus, 121 bencana dan 1.213 kondisi membahayakan jiwa manusia) dengan 8.430
total korban (6.720 selamat, 1.327 meninggal dan 383 hilang).
Beberapa operasi SAR yang menjadi sorotan khusus diantaranya
KMP Tunu Pratama, bencana banjir di Bali, WNA terjatuh di TNG Rinjani dan
runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny.
Tantangan-tantangan itu bisa dijawab dengan upaya, kerja
keras, sinergitas dan totalitas hingga bisa mendapatkan capaian yang
membanggakan.
“Keberhasilan bukan hanya ditentukan oleh kecepatan, tetapi
diperlukan kejelian dalam merespon dan kepedulian dalam bertindak,” ungkap
Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.
Sementara capaian Basarnas diantaranya, Medium Classified
2019, penilaian sangat baik sistem pemerintahan berbasis elektronik.
Penilaian sangat baik penghargaan ‘System Merit’ peringkat 8
besar terbaik se-Asia Pasifik sebagai tim SAR. Juara 2 Anugerah Reksa Bandha
sertifikasi barang milik negara. Penilaian “A” indeks penyelenggaraan pelayanan
public.
Opini WTP sebanyak 15 kali berturut-turut atas laporan
keuangan Basarnas. Penilaian “AA” istimewa pada indeks reformasi hukum.
Penilaian “AA” sangat memuaskan hasil pengawasan kearsipan.
Penilaian dengan predikat informasi anugerah keterbukaan informasi publik serta
penilaian sangat baik dalam indeks perencanaan pembangunan.
Menurutnya, menyelamatkan satu nyawa bukan hanya sekadar tugas, tetapi bentuk investasi negara terhadap masa depan bangsa.
“Kita mungkin tidak bisa menyelamatkan semua, tapi setiap
nyawa yang tertolong adalah kemenangan kemanusiaan,” tutupnya. (dik)