Foto bersama usai Presscon Rakernas PELITA Indonesia IV Tahun 2025 di PIB College, Tabanan. (Ket: Dirut dan pemilik PIB Collage, Prof. Dr. Ir. Anastasia Sulistyawati - 3 dari kiri, Vice Director PIB College, Dr. Paulus Herry Arianto, M.A., CBC - 2 dari kiri)
TABANAN, PERSPECTIVESNEWS- Politeknik International
Bali (PIB) College, di Beraban, Tabanan Bali, menjadi kampus digelarnya Rapat
Kerja Nasional (Rakernas) PELITA (Perhimpunan Politeknik Swasta) Indonesia IV
tahun 2025.
Rakernas yang dibuka pada Rabu (8/10/2025) malam itu, diikuti
50 perwakilan Politeknik seluruh Indonesia dan berlangsung dari tanggal 8 - 11
Oktober 2025.
Mengangkat tema ‘Polytechnics Digital Transformation &
Internationalization, Embedding Sustainability and Future-Readiness 5.0’, Rakernas
bakal melahirkan sebuah deklarasi Bali.
Ketua PELITA Indonesia, Akhwanul Akhmal, S.P., M.Si.
menyampaikan, Rakernas IV yang digelar di PIB College, akan menjadi momentum
penting bagi PELITA Indonesia, mengingat ada beberapa agenda yang akan dibahas termasuk
sepakat melahirkan sebuah deklarasi.
“Pada Rakernas IV di PIB College tahun ini, salah satu
agendanya adalah menekankan Politeknik menjadi universitas terapan serta
mengusulkan adanya keseimbangan antara akademik dengan vokasi.
"Di Rakernas tahun ini kami menyampaikan usulan, ide,
konsep tentang kesetaraan antara pendidikan akademik dan pendidikan vokasi.
Berdasarkan data yang ada, sebanyak 77 persen bentuk perguruan tingginya adalah
akademik dan hanya 23 persen bentuk pendidikannya vokasi,” ungkap Akhmal.
Ditambahkan, dari 10 juta mahasiswa tahun ini, sebanyak 95 persen
pilihannya akademik dan hanya 5 persen yang melanjutkan ke vokasi.
“Ini hal yang tidak wajar, masyarakat sejauh ini masih
memandang perguruan tinggi itu nomor satu dan Politeknik itu nomor dua," ujar
Akhmal dalam konferensi pers, jelang pembukaan Rakernas.
Usulan ini, katanya lagi, sempat disampaikan ke Kementerian,
Komisi X DPR RI dan juga Wakil Presiden terkait usulan perubahan Politeknik
menjadi universitas terapan dan merampingkan bentuk perguruan tinggi dari 6
bentuk berdasarkan UU no 12 tahun 2012 menjadi 2 bentuk perguruan tinggi yaitu
perguruan akademik dan universitas terapan yang vokasi.
Harapan yang sama juga disampaikan salah satu Dewan Pendiri
PELITA Indonesia, Ginanjar Wiro Sasmito, M.Kom yang pada kesempatan tersebut
menekankan kesetaraan akademik dan vokasi dengan mengubah Politeknik menjadi
universitas terapan
"Politeknik sudah saatnya berubah menjadi universitas
terapan. Ini semua karena kebutuhan. Jika kita kerjasama dengan luar negeri,
politeknik dianggap college. Untuk itu kami akan membuat program seleksi
bersama masuk Politeknik swasta (SBMPS), dan kami akan mendeklarasikan program
ini pada bulan Januari 2026 dengan 50 tanda tangan peserta yang hadir di
Rakernas ini," terang Ginanjar.
Dikatakan, Program SBMPS ini bertujuan untuk membebaskan
mahasiswa belajar di Politeknik manapun.
Setuju Jadi Universitas Terapan
Direktur utama sekaligus pemilik PIB Collage, Prof. Dr. Ir.
Anastasia Sulistyawati, B.A.E., M.S., M.M., M.Mis., D.Th., Ph.D., D. Ag, menambahkan,
saat ini Politeknik masih dipandang sebelah mata dan dianaktirikan. Pihaknya
sangat setuju jika Politeknik bisa menjadi universitas terapan.
"Saya sangat setuju jika Politeknik diusulkan menjadi
universitas terapan. Saya merasa dengan situasi Indonesia sekarang ini memang
perlu cepat sekolah cepat kerja. Tamatan dari Politeknik itu sebagian besar
mahasiswa yang sudah siap kerja," ujar Prof. Suli.
Sementara Vice Director PIB College, Dr. Paulus Herry
Arianto, M.A., CBC menjelaskan, misi dari Politeknik swasta yaitu menghasilkan
generasi unggul di bidang vokasi.
"Kami sedang menyiapkan lulusan kami menuju standar ‘world
class university’ agar ada kebanggaan bahwa jurusan dari Politeknik di Indonesia
menduduki posisi kunci di dunia hospitality, digital, maupun creativity art sesuai
dengan pilar dari PIB," tandas Paulus. (lan)