Lomba Makepung Bupati Cup 2025 di Sirkuit All in One, Pengambengan, Jembrana, Minggu (9/11/2025) disaksikan ribuan penonton. (Foto: Humas Jembrana)
JEMBRANA,
PERSPECTIVESNEWS - Lomba Makepung Bupati Cup 2025 yang digelar di Sirkuit
All in One, Desa Pengambengan, Minggu (9/11/2025), berlangsung meriah. Ribuan
masyarakat tampak memadati arena untuk menyaksikan tradisi balapan kerbau khas
Jembrana itu. Perlombaan ini secara resmi dilepas oleh Asisten Pemerintahan dan
Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Jembrana, I Ketut Armita, mewakili Bupati
Jembrana.
Koordinator Makepung, I Made Mara, menjelaskan bahwa
kegiatan ini menjadi ajang penutup musim makepung tahun 2025, yakni Jembrana
Cup. Sebanyak 244 pasangan joki dan kerbau ambil bagian terdiri atas 133 pasang
dari regu barat dan 111 pasang dari regu timur. Mereka dibagi ke dalam empat
kelompok, yakni Grup A, B, C, dan D (grup ekstra).
“Makepung ini sudah menjadi ikon Kabupaten Jembrana yang
dikenal luas sebagai simbol budaya dan kebanggaan daerah. Jembrana dikenal
sebagai Bumi Makepung, karena tradisi ini telah melekat kuat dalam kehidupan
masyarakat,” ujar Made Mara. Ia menambahkan, ajang ini diharapkan dapat terus
melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya lokal serta memperkuat identitas
Jembrana sebagai pusat budaya makepung di Bali.
Mewakili Bupati Jembrana, I Ketut Armita dalam sambutannya
menyampaikan bahwa tradisi makepung tidak hanya memiliki nilai budaya, tetapi
juga berdampak positif terhadap sektor lain, seperti pertanian, peternakan, dan
pariwisata.
“Pelestarian tradisi makepung sejalan dengan kebijakan
pengembangan kepariwisataan daerah yang berbasis potensi lokal dan pemberdayaan
masyarakat. Diharapkan kegiatan ini menjadi wahana untuk menciptakan kesempatan
berusaha, bekerja, dan berinvestasi,” jelasnya.
Lebih lanjut, Armita menegaskan upaya melestarikan makepung
di tengah arus globalisasi yang serba cepat bukan hal mudah. Namun, semangat
yang terkandung dalam tradisi ini nilai kebersamaan, sportivitas, kesungguhan,
dan tanggung jawab—diyakini akan mampu menjaga kelestarian budaya Jembrana.
“Melihat antusiasme masyarakat dan semakin banyaknya sekha
makepung yang ikut serta, kami optimistis tradisi ini akan tetap hidup dan
berkembang dari tahun ke tahun,” pungkasnya. (hms)
