Subak Jagaraga yang mewakili Kecamatan Mendoyo meraih juara I Lomba Subak Tingkat Kabupaten Jembrana Tahun 2025, di Anjungan Cerdas Rambutsiwi, Jumat (31/10/2025). (Foto: Hms Jbr)
JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Subak Jagaraga yang
mewakili Kecamatan Mendoyo berhasil meraih juara I Lomba Subak Tingkat
Kabupaten Jembrana Tahun 2025, mengalahkan perwakilan subak dari empat
kecamatan lainnya.
Pengumuman pemenang disampaikan pada acara puncak Lomba
Subak Kabupaten Jembrana di Anjungan Cerdas Rambutsiwi, Jumat (31/10/2025).
Kemenangan ini menegaskan komitmen Subak Jagaraga dalam
menjaga dan menerapkan Tri Baga Subak yaitu Parahyangan, Pawongan, dan
Palemahan secara harmonis dan berkelanjutan, yang merupakan inti dari sistem
irigasi tradisional Bali yang telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh
UNESCO.
Kriteria penilaian lomba subak meliputi 3 hal yaitu, Parahyangan
fokus pada keberadaan Pura Subak, Pelinggih lainnya dan pelaksanaan
upakara/upacara di wilayah subak.
Berikutnya Pawongan yang fokus pada keberadaan struktur
organisasi, bale pesangkepan, bale kul kul, Awig – awig dwi aksara, Perarem
subak serta administrasi subak.
Terakhir, Palemahan yang meliputi penilaian luas area subak,
saluran irigasi, pola cocok tanam, inovasi pupuk organik dan ketahanan pangan.
Ketua Majelis Madya Subak Kabupaten Jembrana, I Komang
Arnyana mengatakan, lomba subak tahun ini mengusung tema “Danu Kerthi Bumi
Pertiwi Huluning Amertha” yang berarti Pemuliaan Bumi dan Air sebagai sumber
kehidupan menuju Jembrana Maju, Harmonis, dan Bermartabat.
Menurutnya, lomba subak yang dikemas juga dengan bimbingan
teknis bagi seluruh kelian subak sebagai upaya meningkatkan eksistensi subak
untuk penguatan kedudukan dan fungsi subak penting dilaksanakan untuk semakin
memperdalam pemahaman krama subak dalam menjalankan sistem subak yang menjadi
pondasi kuat sistem pertanian di Bali.
“Lomba subak tahun ini, juga disertai dengan kegiatan bimbingan
teknis atau peningkatan kapasitas subak di Kabupaten Jembrana yang diikuti oleh
231 kelian subak,” ujar Arnyana.
Lebih lanjut, kata Arnyana, lomba subak yang diadakan setiap
tahun juga sangat penting sebagai sarana bagi masyarakat dan krama subak untuk
mempelajari dasar-dasar budaya dan tradisi sesuai dengan konsep Tri Hita Karana
yang juga menjadi daya tarik pariwisata.
“Melalui lomba subak seperti ini, diharapkan masyarakat atau
anggota subak dapat mencintai dan menjaga nilai-nilai luhur budaya yang telah
diakui UNESCO sebagai Warisan Dunia,” pungkasnya. (humasJ)
