Wawali Arya Wibawa usai membuka secara resmi Musda VII MUI Kota Denpasar, di Gedung Wanita Santi Graha, Sabtu (1/11/2025). (Foto: Hms Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Wakil Wali Kota Denpasar, I
Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri sekaligus membuka secara resmi acara
Musyawarah Daerah (Musda) VII Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Denpasar di
Gedung Wanita Santi Graha, Sabtu (1/11/2025).
Pada kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa mengungkapkan
apresiasinya dan penghargaan kepada segenap jajaran pengurus MUI Kota Denpasar
yang selama ini telah menjadi mitra strategis Pemerintah Kota dalam menjaga
kerukunan, ketenteraman, dan membina umat, agar umat di tengah kemajemukan
terbangun kebersamaan, toleransi antar agama sehingga terbangun umat yang kuat
dan senantiasa bersinergi dalam membangun kota Denpasar.
"Atas nama Pemerintah Kota Denpasar, saya mengucapkan
selamat dan sukses atas terselenggaranya Musda-MUI tahun 2025 ini. Peran MUI
sebagai "Khodimul Ummah" (Pelayan Umat) dan "Shodiqul
Hukumah" (Mitra Pemerintah) sangatlah vital, terutama dalam menjaga akidah
umat dari berbagai paham yang menyimpang,” tegas Arya Wibawa.
Ditambahkan, meningkatkan kualitas pendidikan dan moral
keagamaan masyarakat, menjadi perekat persatuan dan penjaga toleransi antar
umat beragama di Kota Denpasar yang kita cintai yang semua itu sangat sejalan
dengan semangat Tri Hita Karana," ungkap Arya Wibawa.
Ketua MUI Kota Denpasar, KH. Syaefuddin Zaini dalam
sambutannya menuturkan, MUI Kota Denpasar ingin menguatkan peran ulama
mewujudkan umat yang moderat dan bermartabat.
"Secara kelembagaan, kami mengucapkan terima kasih
kepada Pemerintah Kota Denpasar, kami bisa diberi kesempatan mengadakan Musda
MUI VII pada hari ini. Sesuai dengan tema pada kegiatan hari ini, kita ingin
menguatkan peran ulama dalam mewujudkan umat yang moderat dan
bermartabat," tutur KH. Syaefuddin Zaini.
Lebih lanjut dikatakan KH. Syaefuddin Zaini, pengertian dari
moderat yakni menjadi orang Islam yang tidak kaku, tetapi lentur, karena masih
ada orang yang membenturkan agamanya dengan tradisi setempat.
“Umat dikatakan moderat, indikasinya adalah bersifat
kooperatif dengan tradisi yang ada, serta perilaku yang bermartabat secara
ekonomi dan politik itu bisa dibentuk dan diraih bersama,” tuturnya. (hum/ind)
