DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Gubernur Bali, Wayan
Koster menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam membangun Sumber Daya
Manusia (SDM) Bali yang unggul melalui pelaksanaan Program Satu Keluarga Satu
Sarjana (SKSS) Tahun 2025.
Penyerahan bantuan program tersebut dilaksanakan di Gedung
Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Selasa (23/12/2025).
Program SKSS merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Bali
dan mungkin menjadi program pertama di Indonesia yang secara khusus memperluas
akses pendidikan tinggi bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Dalam pelaksanaannya, Pemprov Bali menggandeng 26 perguruan
tinggi negeri dan swasta di Bali sebagai mitra program.
“Program Satu Keluarga Satu Sarjana ini adalah komitmen saya
untuk memastikan anak-anak Bali dari keluarga tidak mampu tetap bisa mengenyam
pendidikan tinggi. Pendidikan adalah kunci utama membangun SDM Bali yang unggul
dan berdaya saing,” tegasnya.
Pada Tahun 2025, Program SKSS mencanangkan 3000 mahasiswa,
namun kurangnya sosialisasi serta waktu yang terbatas, terdaftar sekitar 1000
calon mahasiswa dari 9 kabupaten/kota se Bali.
Dari 1000 calon mahasiswa tersebut terdapat calon mahasiswa
yang sudah menerima bantuan Kartu
Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) dan akhirnya tahun 2025 ini SKSS diberikan
kepada 500 mahasiswa dari seluruh kabupaten/kota di Bali.
Gubernur Koster menjelaskan, bantuan yang diberikan mencakup
biaya hidup bulanan sebesar Rp1,4 juta bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan
di Denpasar dan Badung, serta Rp1,2 juta bagi mahasiswa di kabupaten lainnya.
Khusus mahasiswa Universitas Terbuka (UT), bantuan biaya
hidup sebesar Rp750 ribu per bulan karena tidak memerlukan biaya kos. Selain
itu, Pemprov Bali juga memberikan dukungan Uang Kuliah Tunggal (UKT) maksimal
Rp1 juta per semester serta biaya pendaftaran maksimal Rp300 ribu.
“Program ini memang belum sepenuhnya menjawab seluruh
kebutuhan, tetapi setidaknya meringankan beban biaya hidup dan pendidikan
mahasiswa. Pemerintah Provinsi Bali juga bekerja sama dengan perguruan tinggi
agar biaya kuliah bisa ditekan dan lebih terjangkau,” jelasnya.
Gubernur Koster menambahkan, respons perguruan tinggi mitra
terhadap Program SKSS sangat positif. Pemprov Bali berkomitmen untuk melakukan
sosialisasi lebih awal mulai Tahun 2026 agar program ini dapat menjangkau lebih
banyak keluarga sasaran secara optimal.
“Mulai 2026, sosialisasi kita lakukan lebih awal supaya
lebih banyak keluarga miskin dan miskin ekstrem yang bisa memanfaatkan program
ini. Prinsipnya jelas, satu keluarga ditanggung satu sarjana oleh Pemerintah
Provinsi Bali,” ujar Gubernur Koster.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Koster juga membagikan
pengalaman pribadinya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Sejak usia
sekolah, ia telah terbiasa bekerja membantu orang tua.
Kerja keras, disiplin, dan semangat belajar mengantarkannya
meraih pendidikan hingga Institut Teknologi Bandung (ITB) dan mengabdi sebagai
anggota DPR RI tiga periode dan Gubernur Bali dua periode.
“Kekayaan yang paling abadi adalah kekayaan di kepala. Ilmu
pengetahuan tidak akan pernah hilang. Hidup harus dipecahkan dengan pikiran
sendiri, menjadi mandiri, mampu memecahkan masalah, berkualitas, dan berdaya
saing,” ungkapnya.
Ke depan, Pemerintah Provinsi Bali juga menyiapkan
akselerasi pendidikan hingga jenjang S2 dan S3 sebagai bagian dari strategi
jangka panjang pembangunan SDM Bali. Gubernur Koster mendorong mahasiswa
penerima SKSS untuk tidak berhenti pada jenjang sarjana dan terus meningkatkan
kapasitas diri menghadapi kompetisi yang semakin ketat.
“Saya doakan kalian semua dapat mengikuti perkuliahan dengan
baik, rajin belajar, tekun, dan meraih prestasi setinggi-tingginya. Jadilah
putra-putri terbaik Bali yang tidak hanya membanggakan keluarga dan daerah,
tetapi juga membanggakan Indonesia,” pungkasnya.
Kegiatan dihadiri Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, para
kepala perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali, kepala dinas
pendidikan kabupaten/kota se-Bali, serta pimpinan perguruan tinggi mitra
Program SKSS Tahun 2025.
Secara simbolis, bantuan diserahkan kepada mahasiswa dari
sembilan kabupaten/kota yang menempuh pendidikan di antaranya di Universitas
Udayana, Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas), STKIP Agama Hindu
Amlapura, Universitas Terbuka, Primakara University, ITKES Bali, Poltekkes
Denpasar, serta Institut Agama Hindu Mpu Kuturan. (*)
