DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS– September 2021 menjadi bulan bersejarah bagi Indosat Ooredoo setelah merger dengan PT Hutchinson 3 Indonesia (H3I) dan menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Merger kedua operator telekomunikasi ini merupakan strategi cerdas membangun Indonesia.
“Penggabungan dua perusahaan atau merger adalah untuk mendapat kekuatan baru, coverage lebih luas, pasar baru, pelanggan baru dan tentunya pendapatan baru yang lebih besar. Tujuan merger adalah terciptanya pertumbuhan bisnis yang lebih baik dan lebih kuat,” ungkap Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si, pakar dan pengamat ekonomi sekaligus Guru Besar Undiknas Denpasar, Rabu (14/12/2022).

Menurut Dasi Astawa, sebuah strategi cerdas telah dilakukan oleh Indosat dengan melakukan merger dalam turut membangun Indonesia. Apalagi Indosat adalah provider yang berusia lebih dari setengah abad yang tentunya memiliki pengalaman dan sejarah panjang di dunia operator telekomunikasi.
“Sangat masuk akal jika operator telekomunikasi seperti Indosat melakukan langkah cerdas dan strategis dengan merger. Akan terjadi suatu bentuk kerjasama saling menguntungkan yang pada akhirnya akan bertumbuh dan menuai keuntungan bersama untuk membangun Indonesia. Kerennya membangun Indonesia melalui keberhasilan merger,” terang Dasi Astawa menanggapi prospek merger Indosat dengan Tri.
Diharapkan, lanjut Dosen Pasca Sarjana ini, hasil merger dapat saling mengisi dan melengkapi satu sama lain terutama dalam upaya perluasan jangkauan pelanggan di seluruh Tanah Air yang itu tidak mudah dilakukan dalam waktu cepat.
Beri Nilai Tambah
Seperti diketahui, kinerja keuangan IOH membukukan hasil yang solid dengan pertumbuhan yang kuat pada pendapatan dan EBITDA di kuartal I tahun 2022.
Hal itu didorong oleh peningkatan basis pelanggan, inovasi produk, program integrasi merger yang efektif, dan pengendalian biaya yang bijaksana.
Indosat Ooredoo pada September 2021 membukukan total pendapatan Rp 23 triliun atau naik 12 persen year on year/yoy dan laba bersih sebesar Rp5,8 triliun.
Indosat Ooredoo kembali mencatat kinerja yang kuat di tahun 2021, dengan total pendapatan meningkat 12,4% year-on-year (YoY) menjadi Rp31.388,3 miliar.
PT Indosat Tbk, (Perseroan) melaporkan hasil keuangannya untuk kuartal keempat dan satu tahun penuh yang berakhir pada 31 Desember 2021.
Kinerja Indosat Ooredoo ini menandai tahun buku terakhir Perseroan sebelum merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia menjadi Indosat Ooredoo Hutchison (IDX: ISAT) yang selesai pada Januari 2022.
Dipandu oleh strategi turn around tiga tahun sejak 2019, Indosat Ooredoo juga mencatat EBITDA meningkat 21,4% YoY menjadi Rp13.885,5 miliar, didorong oleh pertumbuhan top-line yang berkelanjutan dan inisiatif pengoptimalan biaya yang berkelanjutan.
Laba Bersih Tahun Berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp6.750,9 miliar. Pendapatan seluler melonjak 10% (YoY) menjadi Rp25.398,5 miliar.
Vikram Sinha, President Director and CEO IOH mengatakan “Kami telah mampu memberikan kinerja yang kuat dan konsisten dalam tiga tahun terakhir karena pelaksanaan strategi turnaround kami yang terfokus. Kami di Indosat Ooredoo Hutchison memiliki keinginan yang kuat untuk memberikan pengalaman pelanggan yang unggul, yang akan terus menjadi prioritas utama kami di masa mendatang,” ujarnya.
Didorong oleh fokus Perseroan pada pengalaman pelanggan, eksekusi strategi penawaran produk yang sederhana, relevan dan transparan, serta investasi belanja modal jaringan yang tepat, basis pelanggan meningkat sebesar 4,4% menjadi 62,9 juta pelanggan pada tahun 2021. Pendapatan rata-rata per Pengguna (ARPU) juga meningkat menjadi Rp34,4 ribu, dari sebelumnya Rp31,9 ribu di tahun 2020.
Peningkatan pengalaman jaringan secara keseluruhan dan portofolio produk yang disempurnakan telah menghasilkan pertumbuhan lalu lintas data sebesar 36,7% YoY. Kinerja yang kuat pada operasional mencerminkan kepercayaan pelanggan yang tumbuh pada merek IOH.
Menurutnya, pencapaian yang sudah setengah jalan ini merupakan bukti perjalanan integrasi. Dengan demikian pihaknya menyadari pentingnya dukungan dari semua mitra yang terlibat dalam mengintegrasikan jaringan perusahaan. (lan)