Ketua Umum KONI Kota Denpasar, Putu Yudi Atmika mengakui ada kabupaten lain di Bali yang menawarkan kepada atlet Kota Denpasar bergabung dengan kabupaten lain tersebut untuk bermain di Porprov Bali.Karenanya KONI Kota Denpasar membentengi atlet tersebut dengan mendaftarkan ke KONI Bali agar diberikan KTA. (Foto: djo)
DENPASAR,
PERSPECTIVESNEWS - Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Denpasar
akan membentengi atlet pelapis yang sedang dalam pembinaan masing-masing cabor
agar tidak lari menjadi atlet daerah lain sehingga dalam Porprov Bali mendatang
mereka bermain untuk kabupaten lain.
“Atlet pelapis ini kan tidak kami kirim ke Porprov Bali,
9-17 September 2025 mendatang. Banyak daerah lain yang akan memakai jasa mereka
dengan diiming-imingi macam-macam,” ujar Ketua Umum KONI Kota Denpasar, Putu
Yudi Atmika ditemui di ruang kerjanya, Kamis (22/5/2025).
Walau bagaimana pun, kata Yudi, atlet pelapis merupakan
atlet binaan KONI Kota Denpasar melalui cabor masing-masing, yang nantinya
mereka menggantikan atlet utama berlaga di Porprov Bali maupun berbagai event
nasional.
Putu Yudi Atmika juga mengingatkan agar seluruh daerah di
Bali melakukan pembinaan terhadap atlet daerahnya sendiri secara intens, dan
tidak mengambil atlet dari daerah lain luar Bali hanya untuk mempertahankan
gengsi. Sebab, jika mengambil atlet luar Bali jika nantinya dipercaya sebagai
wakil Bali ke event lebih tinggi, mereka tidak bisa.
“Denpasar di Porprov Bali 2025 100 persen menggunakan atlet
binaan sendiri, tidak pernah membajak,
membeli dari luar Denpasar. Kita ingin yang menjadi visi misi KONI Denpasar yakni
pembinaan usia dini berkelanjutan jangka panjang, dapat berjalan. Anehnya dan
menjadi hambatan atlet binaan kami sering diganggu secara tidak sportif,” ujar
Yudi yang juga Ketua Umum FPTI Bali itu.
Pada Porprov Bali 2025, KONI Kota Denpasar menyiapkan 850
atlet yang kini sedang berada di Pusat Latihan Cabor (Puslat Cabor). Ke-850
atlet yang disiapkan berlaga di Porprov Bali itu bersama atlet pelapis yang
jumlahnya 1.000 lebih sudah dilakukan tes fisik tahap I.
Yudi mengatakan, untuk melindungi atlet pelapis untuk tidak
hengkang ke daerah lain, selain memasukkan ke Puslat Cabor KONI Kota Denpasar
juga mendaftarkan mereka ke KONI Bali sebagai atlet Denpasar untuk dikeluarkan
Kartu Tanda Anggota (KTA) Atlet.
“Kami juga melakukan pendekatan kepada orang tua atlet
pelapis agar tidak mudah dibujuk pindah ke kabupaten lain sebab kalau kualitas
atlet pelapis semakin bagus maka di Porprov 2027 mereka bisa menggeser atlet
utama,” katanya.
Soal menaikkan besaran bonus atlet Denpasar yang
berprestasi, Yudi yang juga Bidang Hukum dan Etika KONI Bali itu mengatakan
sebenarnya pada Porprov sebelumnya bonus yang diberikan Pemkot Denpasar jika
digabung dengan biaya saat latihan di Puslat Cabor maka jumlahnya akan besar
juga. (djo)