Perspectives News

Antisipasi DBD, Jembrana Terjunkan Tim ke 44 Titik Terdampak Banjir

 

Petugas kesehatan diterjunkan ke 44 lokasi terdampak banjir. Mereka bertugas menyisir genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan menebar bubuk larvasida untuk memutus mata rantai penyebaran, Selasa (23/9/2025). (Foto: Humas Dinker Jembrana/Perspectives).

JEMBRANA, PERSPECTIVESNEWS- Upaya pencegahan penyakit pascabanjir terus digencarkan di Jembrana. Untuk mengantisipasi lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), puluhan petugas kesehatan diterjunkan ke 44 lokasi terdampak banjir. Mereka bertugas menyisir genangan air yang berpotensi menjadi sarang nyamuk dan menebar bubuk larvasida untuk memutus mata rantai penyebaran.

Langkah cepat ini diambil mengingat pascabanjir, risiko munculnya berbagai penyakit menular seperti DBD meningkat. Air yang menggenang di permukiman, kebun, atau area publik menjadi tempat ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak.

"Ini adalah langkah antisipatif untuk mencegah munculnya jentik nyamuk Aedes aegypti," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jembrana, dr. I Gede Ambara Putra, Selasa (23/9/2025). Ia menambahkan bahwa titik-titik rawan genangan seperti di Air Kuning, Pengambengan, dan Sangkaragung menjadi prioritas utama tim.

Selain menebar larvasida, petugas juga aktif berinteraksi dengan masyarakat. Mereka memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengenali gejala awal DBD. Warga diimbau untuk segera mencari pertolongan medis jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala demam tinggi, sakit kepala, atau nyeri sendi.

Ambara Putra juga menekankan pentingnya respons cepat dari masyarakat. "Jika ada keluarga yang bergejala, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan yang tepat," tegasnya. Melalui kolaborasi antara pemerintah dan warga, diharapkan ancaman DBD di Jembrana dapat terkendali dan masyarakat terhindar dari penyakit berbahaya ini. (dik)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama