Bunda Literasi Kota Denpasar secara resmi membuka kegiatan KRAMA yang mengusung tema “Literasi Tanpa Batas: Berkisah, Berkreasi dan Beraksi Untuk Masa Depan” di halaman SMAN 7 Denpasar, Jumat (12/12/2025). (Foto: Hms/Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Bunda Literasi Kota
Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara secara resmi membuka kegiatan KRAMA
(Kreativitas Literasi SMAN 7 Denpasar) yang mengusung tema “Literasi Tanpa
Batas: Berkisah, Berkreasi dan Beraksi Untuk Masa Depan” di halaman SMAN 7
Denpasar, Jumat (12/12/2025).
Dalam pembukaan tersebut, juga turut diserahkan buku
“Perempuan Mata Air Pengetahuan” dari Bunda Literasi Kota Denpasar kepada
Kepala SMAN 7 Denpasar, Cokorda Gede Anom Wiratmaja, S.Pd., M.Pd.
Acara tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Denpasar, Cokorda Gede Partha Sudarsana, S.Sos., M.A.P., serta
Bunda Literasi Kecamatan Denpasar Utara.
Dalam kesempatan itu, Ny. Sagung Antari Jaya Negara
menyampaikan harapan besar terhadap kemajuan literasi di Kota Denpasar. Ia
mengapresiasi hadirnya wadah kreativitas seperti KRAMA yang menurutnya sangat
penting dalam menumbuhkan generasi muda yang aktif, inovatif, mandiri, dan
kritis.
“Denpasar adalah kota kreatif berwawasan budaya. Melalui
literasi, adik-adik dapat menjaga kearifan lokal di tengah pesatnya kemajuan
zaman. Literasi tidak hanya membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan
memahami, memaknai, dan menyaring informasi, terutama di media sosial yang
memiliki sisi baik dan buruk,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan KRAMA dapat berlangsung sukses dan
menjadi inspirasi bagi sekolah lain dalam mengembangkan program literasi.
Kepala SMAN 7 Denpasar, Cokorda Gede Anom Wiratmaja, S.Pd.,
M.Pd., menjelaskan bahwa KRAMA merupakan pameran hasil kreativitas literasi
siswa selama satu tahun, yang bertujuan untuk menumbuhkan budaya gemar membaca
dan meningkat
meningkatkan kompetensi literasi siswa, sejalan dengan visi
sekolah.
Berbagai program literasi telah dikembangkan di sekolah
tersebut, antara lain, Pojok Baca di halaman dan setiap kelas dengan koleksi
buku yang dapat diakses seluruh siswa.
Selain itu ada juga program Literasi 15 Menit di awal
pembelajaran, dimana siswa sudah hadir pukul 07.15, kemudian dilanjutkan
sembahyang, lalu menulis apa pun yang dibaca dalam bentuk google form.
Selanjutnya ada juga pembukuan Karya Siswa dari 36 kelas,
mulai dari puisi, cerpen, hingga karya lainnya yang dicetak dan dimasukkan ke
perpustakaan sekolah.
Program lainnya adalah Esai Ilmiah untuk Kelas XII, sebagai
syarat sebelum lulus. Program ini disiapkan untuk melatih kemampuan berpikir
kritis dan mendukung kebutuhan masa depan, termasuk persyaratan di dunia kerja
maupun perguruan tinggi.
“Dari penulisan esai itu akan tergambar pola pikir siswa.
Ini adalah pembiasaan supaya mereka siap dalam berbagai kebutuhan akademis ke
depan,” jelasnya.
Tahun ini merupakan tahun kedua pelaksanaan KRAMA. Setiap
kelas membuka stan pameran, total 36 stan yang akan dinilai untuk menentukan
karya terbaik sebagai bentuk motivasi bagi siswa. Pihak sekolah juga mengundang
influencer untuk menambah wawasan dan inspirasi bagi peserta.
Lebih lanjut, Cokorda Gede Anom Wiratmaja berharap kegiatan
ini dapat menambah pemahaman siswa bahwa literasi tidak terbatas pada baca
tulis saja. Literasi kini mencakup banyak bidang, termasuk literasi digital,
finansial.
Terutama literasi digital, bagaimana siswa bijak bermedia
sosial dan memahami konsekuensi hukum dalam dunia digital,” ujarnya.
Kegiatan KRAMA diharapkan menjadi ruang bagi siswa untuk
mengekspresikan kreativitas sekaligus memperkuat budaya literasi yang
berkelanjutan di lingkungan sekolah. (ayu/hum)
