Pemkot Denpasar gelar persembahyangan bersama dalam rangka ngerastiti atau memohon doa restu atas proses Haluan Pembangunan Bali Era Baru Tahun 2025–2125 di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (24/12/2025). (Foto: Hms Dps)
DENPASAR, PERSPECTIVESNEWS- Pemerintah Kota Denpasar
menggelar persembahyangan bersama dalam rangka ngerastiti atau memohon doa
restu atas proses Haluan Pembangunan Bali Era Baru Tahun 2025–2125 di Pura
Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (24/12/2025).
Persembahyangan ini turut dihadiri Penjabat (PJ) Sekretaris
Daerah (Sekda) Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya, Ketua DPRD Kota
Denpasar I Gusti Ngurah Gede, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di
lingkungan Pemerintah Kota Denpasar, serta perwakilan organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan seperti ODD, WHDI, dan PHDI Kota Denpasar.
Pj. Sekda Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Eddy Mulya,
menyampaikan bahwa persembahyangan tersebut dilaksanakan sesuai instruksi
Gubernur Bali sebagai bentuk dukungan Pemerintah Kota Denpasar terhadap
implementasi Haluan Pembangunan Bali Era Baru 2025–2125.
“Upacara ini bertujuan untuk menyucikan dan memberkati
dokumen Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket tentang Haluan Pembangunan Bali
Masa Depan, agar seluruh proses pembangunan berjalan dengan baik, lancar, dan
sesuai harapan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya
bersama antara pemerintah dan masyarakat Bali untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan, tetap berlandaskan pada pelestarian alam, budaya, dan kearifan
lokal Bali, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor
4 Tahun 2023.
Sementara itu, Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag
Kesra) Kota Denpasar Ida Bagus Alit Surya Antara, S.S. menjelaskan bahwa persembahyangan bersama ini
dilaksanakan berdasarkan instruksi Gubernur Bali yang mewajibkan setiap
kabupaten/kota melaksanakan persembahyangan terkait Haluan Pembangunan Bali Era
Baru selama 100 tahun, terhitung dari 2025 hingga 2125.
“Kegiatan ini dilaksanakan bertepatan dengan Buda Kliwon
Pahang, yang merupakan hari pegat wakan atau pegat warah, sebagai penutup
rangkaian Hari Raya Galungan. Untuk Kota Denpasar dipusatkan di Pura Agung
Jagatnatha, sementara tingkat Provinsi Bali dilaksanakan di Pura Besakih,”
jelasnya.
Lebih lanjut disampaikan, persembahyangan ini juga bertujuan
untuk ngerestiti kondisi dan situasi saat ini, termasuk faktor alam seperti
cuaca dan curah hujan, agar pembangunan ke depan dapat berjalan harmonis.
Ia menambahkan, kegiatan serupa juga dilaksanakan di
masing-masing desa adat dengan melibatkan kepala desa dan lurah di wilayah
masing-masing. Untuk Kota Denpasar, kegiatan ini melibatkan sekitar 350 orang,
terdiri dari pimpinan OPD, WHDI, PHDI, serta unsur griya.
“Harapannya, pembangunan ke depan dapat berjalan sesuai
aturan yang berlaku, baik pembangunan fisik maupun penataan ruang, dengan tetap
berpedoman pada pakem dan kearifan lokal Bali, termasuk penerapan konsep Asta
Kosala Kosali,” pungkasnya. (ayu/hum)
